FoMO, Dampak dan Cara Mengatasinya

[Info Bugar] Istilah FoMO atau Fear of Missing Out sudah tidak asing lagi di kalangan generasi milenial yang getol dengan kemajuan informasi digital. FoMO didefinisikan sebagai suatu kondisi yang dapat menyebabkan seseorang berlaku di luar batas kewajaran di media sosial.

Setiap harinya, mereka yang tergejala FoMO, dari bangun tidur sampai mau tidur berusaha menjadi yang pertama untuk update informasi tertentu. Tidak hanya takut ketinggalan berita, mereka bisa saja memasang gambar, tulisan atau promosi diri hanya demi terlihat update.

Menurut seorang psikolog sosial, Ade Banani, gejala FoMO juga ditunjukkan dengan kecenderungan tak bisa lepas dari ponsel dan menelusuri newsfeed media sosial. Mereka merasa wajib untuk mengetahui apa yang terjadi di “luar” sana. Bahkan itu mereka lakukan meskipun tengah berada di tempat lain dan bersama orang lain.

baca juga >>> Mood Lagi Buruk? Simak 5 Manfaat Berpelukan Berikut Ini

Dampak dan Cara Mengatasi FoMO

Selain dampaknya yang berbahaya bagi kesehatan jiwa, FoMO juga bisa berpengaruh terhadap kesehatan tubuh. Mengapa hal ini bisa terjadi? Mereka yang mengalami FoMO bisa jadi selalu cemas saat tidak bisa update status atau hal lainnya berkaitan dengan informasi. Kecemasan tersebut dapat memicu depresi karena terganggunya produksi hormon-hormon penting dalam tubuh, seperti serotonin dan adrenalin.

Apabila produksi hormon penting tersebut terganggu, gejala yang timbul adalah susah tidur, tidak nafsu makan, sakit kepala dan mood yang kacau. Selain itu kecemasan yang dialami seseorang juga dapat menyebabkan tubuh cenderung menghasilkan rasa mual. Sebenarnya rasa mual adalah sinyal yang dikirim usus ke otak sebagai respon adanya ancaman dalam tubuh.

Lalu Bagaimanakah Cara Mengatasi FoMO?

Anda sah-sah saja untuk menggunakan media sosial, asalkan masih dalam batas wajar. Menggunakan media sosial perlu diimbangi dengan aktivitas lainnya juga. Perlu dicatat bahwa apa yang ditampilkan di media sosial bisa tidak selalui benar dan nyata.

Selain itu perlu membatasi diri, tidak semua hal dalam hidup Anda harus diposting. Hindari pula untuk tidak membandingkan kehidupan Anda dengan kehidupan orang lain di media sosial.

Berikut di bawah ini ada beberapa hal yang bisa ditarik benang merah dari FoMO:

  • FOMO dimulai dengan kesedihan. Carilah cara terbaik untuk merasa lebih baik dan hentikan masalahnya sebelum justru semakin memburuk di media sosial.
  • Media sosial membuatnya semakin memburuk, tidak lebih baik namun ia tidaklah jahat. Mengandalkannya untuk bisa bahagia itulah suatu kekeliruan.
  • Kebahagiaan adalah tentang perhatian. Fokus pada yang baik dan Anda akan merasa baik.
  • Rasa syukur sangatlah penting. Berusahalah untuk selalu mensyukuri apa yang ada.

Selain itu, Ade Banani juga memberikan 5 saran agar FoMO tidak lagi menjadi hal yang menghantui.

  • Perlu disadari bahwa apa yang ditampilkan dimedia sosial hanyalah bagian indah dari hidup mereka, bukan sisi sebaliknya.
  • Kita juga harus menyadari bahwa kita tidak bisa mendapatkan semua yang kita “You can’t have it all, you don’t have to have it all,”  demikian hal itu diungkapkan Ade.
  • Penting untuk selalu mengasah kemampuan dalam memilah kebutuhan dan keinginan.
  • Memahami kelebihan dan kekurangan diri kita sendiri. Hal ini penting agar kita menjadi tahu cara untuk mengasah diri.
  • Selanjutnya adalah berani berkata tidak dan fokus pada peluang-peluang untuk pengembangan diri.

Ingin dapat informasi terlengkap dan terbaru? Klik di sini