Penyakit Demam Siput yang Mengerikan di Sulawesi

Schistosomiasis, juga dikenal sebagai Bilharzia atau penyakit demam siput, adalah salah satu penyakit tropis terabaikan (NTD) tertua dan paling melemahkan. Ini ditularkan ketika bentuk larva yang dilepaskan oleh siput air tawar menembus kulit manusia selama kontak dengan air yang terserang. Penyakit ini terjadi di dataran bersejarah Lindu dan Napu di Sulawesi. Terdapat banyak arca megalitikum yang tertanam di sekitaran danau Taman Nasional Lindu Napu

Ada dua bentuk utama schistosomiasis: usus dan urogenital. Schistosomiasis usus umum terjadi di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat dan dapat menyebabkan sakit perut, diare, dan darah dalam tinja.

Mayoritas pasien schistosomiasis kronis menunjukkan pembesaran hati. Pembesaran limpa dan penumpukan cairan di perut juga diamati pada tahap terakhir penyakit dan dapat menyebabkan kematian. Sementara itu, Demam Siput schistosomiasis urogenital yang tidak lazim di Indonesia ditandai dengan adanya darah dalam urine.

Schistosomiasis disebabkan oleh beberapa spesies trematoda, yaitu Schistosoma haematobium, S. mansoni, dan Sjaponicum. Di Indonesia, Schistosoma japonicum telah ditemukan hanya lazim di tiga daerah terpencil di Dataran Tinggi Lindu, Napu, dan Bada di Provinsi Sulawesi Tengah dan ditularkan ke manusia oleh siput perantara, Oncomelania hupensis lindoensis.

Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan, prevalensi penyakit menurun secara bertahap dari 1,66% pada tahun 2013 menjadi kurang dari 1% pada tahun 2016 di semua wilayah. Ini adalah kemajuan karena sesuai dengan kriteria untuk mencapai eliminasi sebagai masalah kesehatan masyarakat: kurang dari 1% infeksi berat. Situasi ini dipertahankan hingga 2021. Dua belas dari 28 desa di daerah itu telah melaporkan nol kasus dalam tiga tahun berturut-turut sejak 2019.

Dalam misi Kementerian Kesehatan di Sulawesi Tengah pada 22-27 Mei 2022, survei evaluasi prevalensi menargetkan setidaknya 80% penduduk berisiko yang tinggal di empat desa endemik dengan total sampel dari sekitar 1.700 orang. Who memberikan dukungan teknis kepada Program NTD Nasional, Kementerian Kesehatan dalam menyelenggarakan survei ini.

Sumber : cdc.gov, who.com