Obat-Obatan Pereda Gejala Premenstrual Syndrome

[Info Bugar] Premenstrual Syndrome (PMS) atau gejala pra haid merupakan gejala umum yang pernah dialami hampir semua wanita. Obat-obatan pereda gejala premenstrual syndrome  sebetulnya juga banyak tersedia dan sesuai dengan gejala yang dialami.

Apa itu premenstrual syndrome? Sekitar 50 persen dari wanita mengalami gejala ini pada usia 20 -30 tahun. Berbagai perubahan psikologis, gejala fisik dan emosi wanita saat premenstrual syndrome  sangat mungkin untuk dialami wanita.

Gejala yang umum dialami antara lain seperti mood yang berubah-ubah, kram perut dan payudara agak membengkak. Wanita juga dimungkinkan mengalami kondisi tubuh yang melemas saat sedang premenstrual syndrome.

Melansir langsung dari hellosehat.com, berikut ini dipaparkan terkait obat-obatan apa saja yang bisa dikonsumsi wanita saat mengalamai premenstrual syndrome.

baca juga >>> Resiko Kanker Lebih Besar bagi Wanita Yang Bekerja Shift Malam

Obat-Obatan Pereda Gejala Premenstrual Syndrome

  • Obat Pereda Nyeri Premenstrual Syndrome
    Paracetamol, ibuprofen dan aspirin merupakan obat pereda nyeri yang dapat dibeli bebas. Kram perut, sakit kepala dan nyeri otot maupun sendi dapat diredakan dengan mengonsumi obat-obatan ini. Baca dosis dan aturan pakai yang tepat.
  • Pil KB
    Obat kontrasepsi yang satu ini bekerja dengan menipiskan lapisan rahim dan mengurangi senyawa prostaglandin yang dilepas oleh tubuh. Otot tidak lagi berkontraksi lebih banyak saat rahim menipis dan ini meringankan nyeri haid.
  • Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)
    Jenis yang termasuk SSRI antara lain citalopram, fluoxetine dan sertraline. Obat-obatan ini merupakan antidepresan yang dapat dikonsumsi setiap hari untuk menghilangkan rasa lelah, ngidam makanan dan gangguan tidur.
  • Gonadotrophinreleasing hormone (GnRH)
    Obat ini merupakan hormon sintetis. Bisa mengkondisikan “menopause sementara” dan menghentikan menstruasi. Caranya dengan menghalangi produksi estrogen dan progesteron. Pemberian hormon ini melalui suntikan. Hanya boleh diberikan kepada wanita dengan gejala PMS berat dan jikametode pengobatan lainnya gagal. Efek sampingnya seperti vagina kering, osteoporosis, hot flashes dan gejala berkurangnya gairah seks.

Demikianlah mengenai obat-obatan pereda gejala premenstrual syndrome  yang bisa Anda konsumsi. Sebaiknya konsultasikan gejala yang Anda alami dengan dokter, agar penanganan PMS yang Anda alami bisa disesuaikan dengan obat-obatan yang dianjurkan.


Ingin dapat informasi terlengkap dan terbaru? Klik di sini