Akibat Mengkonsumsi Makanan Kaleng

[Info Bugar] Pernahkah anda menjumpai makanan kaleng di supermarket atau di pasar? Mungkin salah satu makanan yang sering Anda beli seperti buah potong, sarden kaleng, atau daging cincang.

Pengemasan atau pengawetan makanan pertama kali sudah ada sejak tahun 12.000 SM. Sebelum tahun 1800, koloni Amerika mengeringkan, memanggang, mengasinkan dan mengasamkan makanan yang mereka produksi. Akan tetapi, usaha mereka tak pernah berhasil, makanan mereka tak bertahan lama.

Masalah pengawetan makanan semakin dibutuhkan ketika Perang Dunia melanda. Mal nutrisi menyerang pasukan militer hingga tahun 1795, Napoleon menawarkan hadiah 12.000 Franc kepada siapapun yang bisa memberikan solusi efektif untuk mengawetkan makanan dalam rangka menyediakan makanan bagi tentara yang berada jauh dari rumah.

Hadiah ini dimenangkan oleh Nicolas Appert berkebangsaan Perancis, seorang penjual manisan, juru masak, pembuat bir, dan pembuat acar. Pada awalnya, makanan hasil pengawetannya disimpan di dalam botol kaca yang disumbat dengan gabus, kawat, dan lilin penyegel kemudian selama 12 jam direbus di dalam air.

Baca juga >>> 3 Makanan Yang Berbahaya Jika Dimakan dalam Kondisi Mentah

Dengan adanya teknologi yang terus berkembang, ditemukan kaleng sebagai pengemas makanan yang sudah diawetkan. Begitulah sejarah singkat hadirnya makanan kemasan hingga saat ini menjadi makanan yang populer.

Namun ternyata, ada dampak yang terkandung pada makanan yang dikalengkan. Dampak tersebut terkait dengan tumbuhnya bakteri dan racun pada kaleng atau pembungkus yang larut dalam makanan.

Makanan yang dibungkus di dalam kaleng berpeluang menjadi tempat tumbuhnya bakteri Clostridium yang dapat menyebabkan keracunan. Tanda-tanda yang akan Anda alami jika kena bakteri ini ialah tenggorokan menjadi kaku, mata berkunang-kunang, kejang-kejang, dan bisa menyebabkan kematian.

Clostoridium Botulinum merupakan bakteri obligat anaerob, pembentuk spora, gram positif. Botulinum bersifat neurotoksin yang dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Dampak yang kedua ialah adanya Bisfenol A yang dapat mempengaruhi kesuburan, terdapat pada botol plastik pembungkus makanan yang bisa larut perlahan-lahan.

Padahal, bahan kimia sintetis pengeras plastik ini digunakan sebagai lapisan kaleng makanan atau minuman. Sekitar 90 persen manusia di dunia diyakini terpapar racun Bisfenol.  Selain mempengaruhi tingkat kesuburan, racun Bisfenol juga bisa menimbulkan kanker payudara, kerusakan hati, obesitas, dan diabetes.

Ada beberapa tips bagi Anda yang ingin mengkonsumsi makanan kaleng. Cermat saat membeli, pastikan Anda memilih kemasan kaleng yang utuh dan bagus. Hindari makanan kalengan yang kalengnya sudah peyok, cacat atau bocor.

Kaleng yang kembung juga mengindikasi adanya pembusukan dan sudah tidak layak konsumsi. Setelah dibuka dan tidak habis dikonsumsi segera pindahkan isinya ke dalam wadah yang tertutup dan simpan di dalam lemari es atau langsung dibuang. Namun perlu anda ketahui bahwa makanan kaleng hanya bisa dimasak sekali saja.

Solusi yang baik adalah dengan makan makanan organik. Karena sudah pasti terjamin sehatnya. Bijaklah dalam menentukan makanan apa yang ingin anda konsumsi.


Ingin tahu info terbaru seputar Jogja? Klik di sini